Kamis, 21 Januari 2010

Nainggolan Twins Lega Akhirnya Bertemu Papa






“Kami lega telah bertemu lagi dengan papa, “ demikian Radja Nainggolan ketika dihubungi, Jum’at 22 Februari 2008 di HPnya. Ketika ditelepon sore itu Radja sedang mengemudi mobil menuju training di klubnya Piacenza. Dengan sopan ia minta ijin memparkir kendaraan.

Setelah terdengar dialog dalam bahasa Italia, dia menyatakan siap melanjutkan perbincangan. “Setelah 13 tahun akhirnya, kami bisa bertemu kembali. Papa datang dari Bali ke Italia menemui saya dan Riana ( saudari kembarnya red.)“ demikian ungkap Radja Nainggolan, pebola keturunan Indonesia yang sejak tiga tahun ini bermain untuk klub Serie B Italia.

“Awalnya pertemuan itu sangat aneh sekali, saya hanya bisa menatap papa tanpa bisa berkata banyak. Muatan emosi terus menyelimuti benak ini. Setelah beberapa jam baru suasana menjadi semakin hangat dan sangat akrab.” Demikian Radja Nainggolan menuturkan pertemuan dengan ayahnya, Marianus pada Desember 2007 lalu di Italia.

“Bayangkan saja kami ditinggal di Belgia ketika masih berusia enam tahun. Selama belasan tahun itu muncul semacam kekosongan atau kevacuman. Tapi setelah tiga minggu menghabiskan waktu bersama, banyak kekosongan yang terisi dan pertanyaan yang terjawab.” Tutur Radja mengenai momentum penting dalam hidupnya dan saudara kembarnya Riana Nainggolan.

“Sekarang saya lebih bisa memahami keputusan orang tua, karena saya sendiri baru saja menjadi orang tua, dari seorang putri bernama Alisa,” tukas Radja kepada Djenol. Pada perbincangan antara Radja dan Riana dengan ayahnya di Italia itu membukakan pandangan “Nainggolan Twins” tentang Indonesia dan sepakbola Indonesia.

Radja dan Riana mengakui terinspirasi bermain bola dari ayahnya ketika mereka masih balita. Ketika masih usia empat tahun Pak Marianus sering mengajak dua putra-putrinya bermain bola. Setelah Pak Marianus kembali ke Indonesia, Radja mendapat dorongan dari ibunya Lizi Bogaerd dalam menggeluti sepakbola.

Bakat sepakbola yang disandang Radja dan Riana cukup kental. Karena pada usia 11 tahun Radja sudah ditarik ke Germinal Beerschot. Empat tahun kemudian pada medio 2005, Radja ditarik dari Germinal Beeschot ke Piacenza, bersama Didier N'Dagano. Ketika itu mereka ditawari kontrak dua tahun, dan terbukti sampai tiga tahun kemudian, Radja masih bertahan dalam skuad Piacenza.

Sementara itu Riana Nainggolan juga bermain bola ditataran tinggi. Sampai sekarang masih aktif di klub sepakbola perempuan di Belgia, Kontich. Klub di daerah ini berkiprah di kompetisi nasional.

Nah segitu dulu tulisan tentang Kembar Nainggolan. Bicang telepon masih berlanjut dan nanti aku tuliskan di sini juga. Radja akan bertutur tentang paspornya, keinginannya datang pertama kali ke Indonesia, juga soal gagasannya tentang sepakbola Indonesia.djenol

Clip video Riana mengambil tendangan bebas:

Label: Belgia, italia, Nainggolan, Piacenza, pssi, Radja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar