Senin, 25 Januari 2010

Moratti Jarang Mingkem, Galliani Gigit Bibir



MILAN,- Derby della Madonnina antara Inter Milan dan AC Milan benar-benar panas dan menegangkan. Bahkan, ketegangan itu juga terlihat dari ekspresi dan tingkah pimpinan kedua klub tersebut saat menyaksikan di Stadion Giuseppe Meazza.

Terutama di babak pertama, Presiden Inter Milan, Massimo Moratti, sampai jarang mingkem. Dia terlihat lebih sering melongo, memperlihatkan gigi-giginya yang cukup besar. Sementara Wakil Presiden AC Milan, Adriano Galliani, lebih sering menggigit bibir bawahnya.

Begitu Diego Milito membobol gawang AC Milan pada menit ke-10, Moratti langsung berjingkrak. Dia kepalkan kedua tangannya, berteriak puas, dan matanya berbinar-binar.

Namun, setelah itu ketegangan kembali merayapinya. Setiap kali disorot televisi, dia terlihat melongo, jarang mingkem. Apalagi setelah Wesley Sneijder diberi kartu merah oleh wasit, dia tampak kecewa dan seperti mengeluarkan kata-kata umpatan.

Inter bermain 10 orang terlalu awal dan ini membuat sang presiden lebih sering melongo, tegang. Bahkan, dia beberapa kali berdiri, tak tenang kalau hanya duduk.

Ketegangan juga merayapi Adriano Galliani. Sembari sering menggigit bibir bawahnya. Matanya tampak sering melotot. Ekspresinya memang tak terlalu berlebihan, tapi tampak ketegangan di wajahnya.

Sesekali, dia menggigit bibir bawahnya. Sempat tertangkap kamera, dia menghela napas dalam-dalam tanda kecewa saat timnya justru tertinggal 0-2, meski unggul jumlah pemain.

Sementara itu, kegembiraan langsung meledak di kubu Inter Ronaldinho gagal mengeksekusi hadiah penalti. Moratti yang tadinya tegang langsung tertawa dan lagi-lagi mengepalkan tangannya. Apalagi begitu pertandingan usai dan kemenangan 2-0 tetap di genggaman Inter. Morati makin berbinar-binar.

Kemenangan ini memang amat membahagiakannya. Moratti pernah mengatakan, "Kekalahan dari AC Milan selalu membuat rasa sakit yang dalam. Sebaliknya, kegembiraan besar jika kami menang."

Ah, Moratti pasti terus tertawa-tawa sambil meninggalkan stadion, kemudian mendatangi para pemainnya. Sebaliknya, rasa pilu menghinggapi Galliani. Apalagi, ini kekalahan kedua musim 2009-10, setelah pada derbi pertama malah kalah 0-4. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar